Jumat, 02 Desember 2016



KEANEKARAGAMAN HAYATI



Keanekaragaman Hayati terkadang sering di kenal dengan sebutan biodiversitas (bahasa Inggris: biodiversity). Aspek yang berbeda dari keanekaragaman hayati semua memiliki pengaruh yang sangat kuat antara satu dengan yang lainnya, Kita mulai akan memahami hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan mereka melalui artikel ini dan penjelasan di website genggaminternet.com. Keanekaragaman juga dapat membantu kita dalam kehidupan kita sehari-hari. akan tetapi taukah kamu jika gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia yang menumpuk di atmosfer akan menyebabkan perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi keanekaragaman hayati di seluruh Dunia.

Macam macam keanekaragaman hayati :

1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen merupakan variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam satu jenis atau spesies makhluk hidup. Keanekaragaman gen dapat menyebabkan variasi antarindividu sejenis. Contohnya Seperti keanekaragaman tanaman padi dan mangga, yang memiliki banyak sekali ragam dan jenisnya, walaupun mereka sama-sama mangga ataupun sama-sama padi. Tanaman padi terdapat beberapa macam atau varietas seperti IR, PB, kapuas, rojolele, dan sedani. Tanaman mangga memiliki banyak varietas seperti arum manis, manalagi, gadung, dan golek

2. Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman Spesies merupakan keragaman yang dapat di temukan di suatu kelompok maupun komunitas di suatu tempat tertentu, Perbedaan ini sangatlah mudah di bedakan karena dapat di lihat dengan mata terbuka, hal ini karena perbedaan itu begitu ketara. Sebagai contoh agar kita mudah dalam Memahaminya, Seperti keanekaragaman yang terjadi antara kurma, sagu dan kelapa. Meskipun tumbuh-tumbuhan itu merupakan satu kelompok tumbuhan palem-paleman,akan tetapi masing-masing memiliki fisik yang berbeda dan hidup di tempat yang berbeda. Seperti kelapa tumbuh di pantai, kurma tumbuh di daerah kering dan sagu tumbuh di pegunungan basah (rawah gambut).

Jika kita melihat lagi Contoh Keragaman yang ada pada binatang, karena contoh di atas merupakan keragaman pada tumbuhan, nah contoh untuk binatang adalah : Kucing, Singa dan Harimau. Ketiga hewan teramsuk dalam satu kelompok kucing.  Akan tetapi singa, kucing dan harimau terdapat perbedaan fisik yang sangat jauh, habitat dan tingkah lakunya.




KEBAKARAN HUTAN



Penyebab dan Dampak Akibat Kebakaran Hutan 
Kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab terjadinya degradasi lahan yang dapat mempengaruhi kualitas tanah dan menurunkan kesuburan tanah.
Beberapa negara pernah mengalami kebakaran hutan termasuk Indonesia. Kejadian ini dapat terjadi karena disengaja maupun tidak disengaja.
Tidak hanya faktor alam yang berpengaruh misalnya udara yang sangat panas disaat musim kemarau namun juga karena ulah manusia yang tidak sadar akan pentingnya hutan dan sikap yang ceroboh.
Faktor alam misalnya karena suhu pada musim kemarau yang sangat panas, sambaran petir, atau karena aktivitas vulkanik dari gunung berapi (aliran lahar ataupun awan panas)
Kecerobohan manusia, contohnya adalah membuang puntung rokok sembarangan atau lupa untuk mematikan api ketika melakukan perkemahan.
Pembukaan lahan baru atau membersihkan lahan pertanian dengan membakarnya, dan tindakan vandalisme.
Ground fire/ kebakaran yang terjadi di dalam tanah, biasanya terhadu di daerah yang memiliki tanah gambut sehingga dapat menyulut terjadinya api terutama di musim kemarau dengan suhu yang panas.

Dampak dari terjadinya kebakaran hutan antara lain:

Dapat menyebabkan tersebarnya emisi gas CO2ke atmosfer.
Menyebabkan musnah nya satwa dan tumbuhan yang hidup di dalam hutan.
Menyebabkan kegundulan hutan.
Banjir menerjang yang dikarenakan kegundulan hutan.
Kekeringan mengancam karena berkurangnya sumber air.
Berkurangnya hingga musnah nya bahan baku untuk industri yang menggunakan kayu atau bahan lainnya yang terdapat di hutan sehingga pengusaha harus menutup usahanya.
Meningkatnya penderita infeksi saluran nafas dan kanker paru-paru terutama untuk yang berusia lanjut dan anak-anak.
Api yang menjalar dapat memusnahkan benda sekitarnya misalnya rumah.
Asap yang timbul dapat mengganggu kehidupan sehari-hari misalnya mempengaruhi jarak pandang ketika berkendara.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan kembali adalah:

Memuat peta tentang daerah yang rawan terjadinya kebakaran.
Memantau keadaan dan tanda-tanda kebakaran.
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya hutan.
Melarang pembukaan lahan dengan membakar hutan.

Tidak membuang puntung rokok sembarangan.





SUMBER DAYA ALAM BATU BARA



Batu bara merupakan salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.

Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit. Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi.

Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa di antaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi di mana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar