Rabu, 15 November 2017

TUGAS SOFTSKILL. JAWABAN SOAL HUBUNGAN UANG, BUNGA DAN WAKTU

NAMA : RAHMAT KURNIAWAN
NPM     : 17415724
KELAS : 3IB03


SOAL DAN JAWABAN GENAP

2. Seseorang menabung uang ke bank sebesar Rp.830.000 tiap tahun selama 4 tahun kedepan. Pihak        bank akan memberikan imbalan sebesar 6% tiap tahun. Berapakah jumlah uang tersebut pada              akhir tahun ke-4 ?
   
    Jawab :
         F = A (F/A, i%, n)
         F = 830.000 (F/A, 6%, 4)
         F = 830.000 (4,37)
         F = Rp.3.627.000.00

 4. Seseorang ingin membeli sebuah mesin 5 tahun yang akan datang, yang diperkirakan berharga             $8.000,' dia harus menabung mulai sekarang pada sebuah Bank. Berapakah besar tabunganya tiap       tahun apabila bunga tabungan 10% per-annum ?

     Jawab :
         P = F (P/F. i%, n)
         P = 8000 (P/F, 10%, 5)
         P = 8000 (0,62)
         P = $4.960

Selasa, 07 November 2017

TULISAN MENGENAI CASH FLOW. TUGAS 2


Aliran Uang (Cash Flow) Dan Penyusunannya


Pengertian Aliran Uang Atau Cash Flow
      Aliran Uang (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
    Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Aliran Uang adalah arus masuk dan arus keluar uang atau setara uang. Laporan aliran uang merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan aliran uang merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu :
1. Cash inflow
Cash inflow adalah aliran uang yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan uang (penerimaan uang). Aliran uang masuk (cash inflow) terdiri dari:
•    Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.
•    Penagihan piutang dari penjualan kredit.
•    Penjualan aktiva tetap yang ada.
•    Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
•    Pinjaman/hutang dari pihak lain.
•    Penerimaan sewa dan pendapatan lain.

2. Cash out flow
Cash out flow adalah aliran uang yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran uang. Aliran uang keluar (cash out flow) terdiri dari :
•    Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
•    Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
•    Pembelian aktiva tetap.
•    Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
•    Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
•    Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.
    Laporan aliran uang ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
   Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan aliran uang harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
CONTOH CASH FLOW SUATU PERUSAHAAN:
PT ABC Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK 1PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2018




ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaankas dari pelanggan
582.000
Penerimaan bunga
234.000
Penerimaan kas dari restitusi pajak
145.873
Pembayaran kepada pemasok
(1.987.953)
Pembayaran kepada komisaris, direksi dan karyawan
(1.983.038)
Pembayaran pajak
(1.500.873)
Pembayaran bunga
(4.317,425)
Kenaikan kas yang dibatasi penggunaannya
(26,118)
Pembayaran lain-lain, bersih
(43,458)
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi
157,236


ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penghasilan dividen
9,034,671
Perolehan aset tetap
(2,442,914)
Perolehan investasi pada entitas asosiasi
(2,500,000)
Pengeluaran aset eksplorasi dan evaluasi
(24.125)
Pinjaman keperusahaan asosiasi
(33,732)
Pengeluaran properti pertambangan
(112,028)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
(2,647,226)


ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan pinjaman bank
4,617,337
Pembayaran dividen
(5.448,967)
Pembayaran pinjaman bank
(3,281,114)
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
887,255,635


PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(1,602,734)
PENGARUH SELISIH KURS KAS DAN SETARA KAS
9.526,897
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL BULAN
3,868,574
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR BULAN
2,792,737









Rabu, 27 September 2017

JURNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN EKONOMI TEHNIK


TEKNIK PEMANFAATAN ANALISIS SWOTTANPA SKALA INDUSTRI (A-SWOT-TSI)

Iskandar Putong
Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara.

ABSTRAK
Analisis SWOT telah lama dikenal di kalangan para ahli manajemenstrategik yang banyak dimanfaatkan untuk menganalisis kondisi persaingan usaha. Sedemikian pentingnya hingga hampir tidak ada studi kelayakan usahayang dapat diterima dengan baik sebelum menyertakan analisis SWOT. Salahsatu kelemahan mendasar dari analisis SWOT yang digunakan selama iniadalah ketergantungannya pada usaha sejenis yang digunakan sebagai pembanding atau menggunakan skala industri yang berasal dari sumberresmi. Manakala keperluan mendesak sementara data pesaing belum terkumpul dan terpetakan maka analisis SWOT tidak bisa diadakan.Dalam artikel ini, dicoba suatu kemungkinan bagaimana memanfaatkananalisis SWOT tanpa pembanding atau skala industri dengan tetap tidak menghilangkan substansi kegunaannya akan tetapi ditambah fleksibilitasnya sehingga akan melengkapi penggunaan dan memperbesar manfaatnya.
Kata kunci
: A-SWOT-TSI, Matrik Sintesa, IFAS,EFAS

PENDAHULUAN
Analisis SWOT adalah identifikasiberbagai faktor secara sistematis untukmerumuskan strategi perusahaan. Ber-bagai situasi yang dihadapi oleh peru-sahaan baik internal maupun eksternal harus dapat dijadikan masukan bagiperusahaan guna menentukan rencanastrategis dalam menyusun sistem pema-saran yang relatif berdaya guna dan tepatguna. Model yang hingga saat ini banyakdigunakan untuk menganalisis situasibagi perencanaan strategis perusahaanadalah analisis SWOT.Pada dasarnya analisis SWOT ha-ruslah membandingkan kondisi samayang dihadapi oleh pesaingnya berdasar-kan kriteria subjektif ataupun objektif(skala industri), sebab dengan memban-dingkan maka perusahaan yang berke-pentingan dapat menentukan rencanastrategis untuk menghadapi persaingantersebut. Akan tetapi bila perusahaanyang dimaksud hingga pada saat dila-kukan kajian situasi ternyata tidak memi-liki data tentang pesaing atau pesaingnyabelum terpetakan baik dalam skala indus-tri (kumpulan perusahaan yang mengha-silkan barang yang sama) maupun darihasil inteligen perusahaan, sedangkanperusahaan mendesak sekali untuk mem-persiapkan rencana usaha strategis ter-utama dari segi pemasaran dan mana- jemen organisasi, maka dengan meng-gunakan analisis SWOT yang dimodi-fikasi sedemikian hingga menjadikan iadapat digunakan oleh perusahaan tanpaharus mengetahui skala industri atau datainteligen mengenai pesaingnya. Untuk halitu terdapat beberapa penyesuaian dalampembentukan model analisisnya yaitu :1. Pembobotan tetap menggunakan skala 1 (sangat penting ) hingga 0 (ti-dak penting), akan tetapi penentuan

nilai skala untuk masing-masingsituasi total berjumlah 1 dengan cara:a. Urutkan faktor situasi berdasar-kan skala prioritas (SP) (tertingginilainya 16 dari 4x4, urutan 2nilainya 3 x 4 = 12 dan terendahnilai 4 dari 1 x 4) lalu dkalikandengan konstanta (K) nilaitertinggi yaitu 4b. Masing-masing nilai situasi ter-sebut di bagi dengan total nilaiSP x K2. Peringkat tetap menggunakan skala1(rendah) - 4 (tinggi) untuk kekuatandan peluang, sedangkan skala4(rendah) - 1(tinggi) untuk kelemah-an dan ancaman, namun karenatidak ada pembanding, maka nilaiskala ditentukan berdasarkan priori-tas dari masing-masing situasi (mi-salnya skala 4 untuk peluang yangpaling utama)3. Nilai tertinggi untuk
Bobot
x
Pering- kat
adalah 1-2 (Kuat) dan terendahadalah 0-1 (lemah).Berdasarkan nilai peringkat dan pembo-botan yang kemudian dikalikan akandiperoleh hasil kombinasi antara bebe-rapa situasi sebagai berikut :1. (Kekuatan, Kesempatan atau S,O)artinya perusahaan menentukanstrategi berdasarkan kombinasi ke-kuatan dan kesempatan yang bisamemanfaatkan kekuatan untukmenggunakan peluang sebaik-baiknya2. (Kelemahan, Kesempatan atau W,O)artinya perusahaan harus membuatstrategi bagaimana meminimalkankelemahan yang selalu muncul da-lam perusahaan dengan memanfaat-kan peluang yang menguntungkan.3. (Kekuatan, Ancaman atau S,T)artinya perusahaan bisa memanfaat-kan kekuatan baik dalam hal mana- jemen, sistem pemasaran maupunkemampuan finansial untuk meng-atasi ancaman4. (Kelemahan, Ancaman atau W,T)artinya perusahaan harus memi-nimalkan kelemahan dan meng-hindari ancaman

PEMBAHASAN
PT Sakti Adyaksa adalah perusa-haan yang bergerak dibidang pemasaran produk “Unggul” yang dapat digunakanoleh perusahaan maupun individu. Berdasarkan kondisi usaha yang ada dewasa ini perusahaan ingin menentukan strategi ke depan tentang apa yang harus diperhatikan dan diwaspadai untuk meng-hadapi persaingan terutama dalam hal pemasaran. Untuk itu perlu dilakukan  pengumpulan dan analisis data denganmenggunakan analisis SWOT di mana datanya bisa dikumpulkan berdasarkan kesimpulan yang diambil dari jawaban kuesioner, wawancara (informasi lang-sung dari perwakilan manajemen perusa-haan), dan hasil pengamatan yang lang-sung dibuatkan sintesanya dari perusa-haan yang bergerak dibidang usaha pemasaran produk “Unggul”


 

 
Berdasarkan tabel sintesa di atas maka dapat dibuat tabel faktor-faktor strategik yanghasilnya ditunjukkan Tabel 3.

 

 
Berdasarkan tabel IFAS dan EFAS di atas maka dapat dibuat Matriks SWOT yang terdiri atas 4 kuadran (9 sel) seperti yang ditunjukkan Gambar 1

 


 


Berdasarkan matriks SWOT di atas makaanalisa strategik untuk No.1 bagi semuasituasi (SO, WO, ST dan WT) adalahsebagai berikut :
1. Manajemen dan strategi pemasarandi PT Sakti Adyaksa sangat kuat dan mendukung untuk mengembangkan pasar dan segmen pasar akan tetapi mengingat peluang yang ada berdasarkan kondisi eksternal yaituuntuk masuk ke pasar internasional tidak terlalu kuat meski peluangnya besar. Informasi ini mengindikasikan bahwa pihak perusahaan haruslahlebih intensif meyakinkan para calon pembeli dan pelanggan luar negeriakan kualitas barang dan layanan yang baik dan terjamin dengan carakerja sama dengan perusahaan sejenis dan atau memanfaatkan saluran distribusi yang sudah mapan baik yang berasal dari dalam negerimaupun dari luar negeri
2. Harga produk yang relatif mahal  menjadikan produk ini relatif lebih sulit untuk masuk ke pasaran luar negeri karena kondisi eksternalnyapun lemah. Agar pelauang yang adadapat dimanfaatkan dengan baik  maka pihak perusahaan haruslah mulai memikirkan konsep produksi. Konsep memproduksi banyak dan mudah mendapatkannya agar hargabisa menjadi relatif murah mungkinbisa sebagai alternatif. Alternatif laintetap mempertahankan harga de-ngan peningkatan kualitas haruslahmenjadi prioritas utama dengan cara membandingkan mutu produknya dengan mutu produk perusahaan lain(bisa dengan cara melihat penghar-gaan internasional terhadap perusa-haan dan produk tersebut, contohnyaISO 9000)
3. Dengan kuatnya manajemen danbaiknya strategi pemasaran yang dimiliki perusahaan menjadikan an-caman produk yang sama dan seje-nis dari perusahaan lain tidaklah ter-lalu merisaukan. Kekuatan pemasar-an akan relatif lebih mudah memini-malisir ancaman tersebut, apalagiancaman yang ada kurang begituberbahaya (lemah), sehingga pe-ngembangan produk akan efisiendan efektif seiring dengan pengem-bangan sistem pemasarannya4. Harga produk yang relatif mahal bukanlah merupakan ancaman da-lam memasarkan produk sistem ke-amanannya, karena ancaman dariluar juga tidaklah terlalu kuat. Disam-ping itu pelanggan jelas tidak akanmengambil resiko untuk menggantiproduknya yang berasal dari perusa-haan lain bila telah mengetahui bah-wa produk yang dikeluarkan perusa-haan telah terbukti keunggulannya apalagi dengan dukungan sistempemasaran yang baik.Analisis strategik untuk masing-ma-sing kondisi (No. 1, 2 dan 3) yang tercan-tum dalam tabel IFAS dan EFAS (matrikSWOT) berdasarkan masing-masing nilaisituasi SO, WO, ST dan WT dapat dila-kukan dengan cara yang sama.Secara umum bila memperhatikan rata-rata dari setiap strategi antar situasiyang terdapat dalam matrik SWOT di atas menunjukkan bahwa kekuatan dan ke-sempatan dalam perusahaan (strategiSO) yang bisa diraih masih lemah.Umumnya produk yang dipasarkan diIndonesia penggunaannya belum menjadikebutuhan, sementara untuk masuk kepasar global perusahaan belum memiliki perusahaan distribusi (penyalur ) yang andal selain harus bekerjasama dengandistributor luar negeri tentunya. Untuk itustrategi pemasaran yang baik bagi peru-sahaan dalam usahanya menembus pa-sar global adalah memperluas jaringan distribusi.Analisa strategi WO, menunjukkan bahwa O>W. Hal ini bisa menjadi salahsatu alasan bagi pengembangan sistempemasaran karena meskipun kesempatan untuk masuk pasar global “agak berat”akan tetapi mengingat kelemahan relatifkecil maka bisa mengurangi waktu kerjaperusahaan guna membenahi faktor inter-nal dan berkonsentrasi untuk membenahi faktor eksternalnya. Untuk strategi ST, tampak bahwarata-rata S >T. Kondisi ini menunjukkan bahwa kekuatan yang ada dapat diguna-kan untuk mengurangi ancaman misalnya dengan cara memperbesar segmen pasardan pangsa pasar di dalam negeri (mem-perkuat basis pemasaran) dan mencariwaktu yang tepat untuk menjadikan an-caman menjadi peluangUntuk Strategi WT, rata-rata T>W.Kondisi ini harus diperhatikan denganseksama karena ancaman yang besardiringi oleh kelemahan yang terdapat dalam perusahaan akan menciptakan pengikisan peluang sedikit-demi sedikitdan bahkan peluang bisa menjadi an-caman.

source:https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34440913/PUTONG_65-71.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1506442888&Signature=9mHwVKKbo64djtGebQGN1Dmn3FQ%3D&response-content-disposition=inline%3B%20filename%3DTEKNIK_PEMANFAATAN_ANALISIS_SWOT_TANPA_S.pdf


KERITIK : Kata-kata yang digunakan pada jurnal ini sulit untuk dipahami untuk pembaca seperti saya. 

SARAN : Jurnal ini menurut saya sudah bagus, tapi kalo saya boleh memberikan saran untuk jurnal ini,                   lebih baik ntuk memberikan daya tarik (konten menarik) untuk si pembaca. dan dengan cara                    penulisan yang lebih mudah untuk di pahami arti dari tulisan jurnal ini.


Minggu, 28 Mei 2017

TUGAS SOFTSKILL 2. DAERAH PERBATASAN DNGAN NEGARA TETANGGA


PULAU PULAU INDONESIA YANG BERBATASAN DENGAN NEGARA TETANGGA


Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer dengan letak geografis 6°LU – 11°08’LS dan dari 95°’BT – 141°45’BT dan garis pantai sebesar 81.900 km. Indonesia memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara tetangga baik perbatasan darat maupun perbatasan laut. Batas darat (kontinen) wilayah Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste, sedangkan batas laut (maritim) negara Indonesia berbatasan langsung dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste. Wilayah perbatasan laut pada umumnya berupa pulau-pulau terluar yang jumlahnya 92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil.
Batas wilayah negara Indonesia dengan negara yang bersangkutan baik itu batasan darat maupun batasan laut banyak mengalami kontroversi. Perbatasan yang terdapat didaratan suatu wilayah biasanya ditandai dengan titik atau patok yang sudah menjadi kesepakatan bersama antara pemerintah negara-negara yang memiliki batas satu daratan dengan bukti kesepakatan yang ditandatangani bersama dibawah naungan Dewan Keamanan PBB yang menangani tentang perbatasan suatu batas negara berdaulat. Selain ditandai dengan titik atau patok, perbatasan batas wilayah negara berdaulat bisa juga ditandai dengan bentangan memanjang bangunan berbentuk pagar batas yang tentunya berdasarkan kesepakatan bersama pula.
Sementara itu yang masih sangat sulit untuk ditandai dan dibuktikan dengan tanda yang akurat adalah soal tanda batas perbatasan wilayah yang memisahkan satu negara dengan negara lain yang berhubungan dengan perbatasan maritim. Disinilah yang sering kali terjadi konflik antar negara.

Batas-Batas Wilayah Indonesia dengan Negara Tetangga
Indonesia-Malaysia
Perbatasan laut antara Indonesia dengan Malaysia beberapa wilayah Selat Malaka, ada Ketidak jelasan batas maritim tersebut sering menimbulkan konflik di lapangan antara petugas lapangan dan nelayan Indonesia dengan pihak Malaysia. Karena sering tejadinya konflik, Indonesia-Malaysia membuat perjanjian penetapan garis batas laut wilayah di Kuala Lumpur pada tanggal 17 Maret 1970 yang di sahkan UU No. 2 Tahun 1971 (10-03-1971) yang berisi “Treaty between the Republic of Indonesia and Malaysia Relating the Delimitation of the Territorial Seas of the Two Countries in the Straits of Malaca(Perjanjian antara Republik Indonesia dan Malaysia Tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Selat Malaka)”. Sedangkan perbatasan Darat Indonesia dengan Malaysia untuk pelanggaran wilayah darat, diantaranya berupa pemindahan titik-titik batas wilayah di Kalimantan Barat.
Penetapan garis batas darat kedua negara di Selat Malaka dan laut Cina Selatan ditandatangai tanggal 27 oktober 1969 yang diratifikasi melalui Keppres No.89 tahun 1969 tanggal 5 November 1969/ LN No.54 dengan nama perjanjian Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Malaysia Relating to the Delimitation of the Continental Shelves between the Two Countries. (Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia Tentang Penetapan Garis Batas Landas Kontinen antara Kedua Negara).

Indonesia-Singapura
Perbatasan wilayah antara Indonesia dan Singapura terjadi pada perbatasan laut bagian batas laut wilayah Timur antara Batam dan Changi, serta Bintan dan South Ledge/Middle Rock/Pedra Branca. Permasalahan yang terjadi karena Singapura melakukan perbaikan pantai di wilayahnya. Sehingga terjadi perubahan garis pantai ke arah perairan Indonesia yang cukup besar. Bahkan Singapura telah menggabungkan beberapa pulaunya menjadi daratan yang luas. Untuk itu batas wilayah perairan Indonesia – Singapura yang belum ditetapkan harus segera diselesaikan, karena bisa mengakibatkan masalah di masa mendatang. Singapura akan mengklaim batas lautnya berdasarkan Garis Pangkal terbaru, dengan alasan Garis Pangkal lama sudah tidak dapat diidentifikasi.
Melalui perundingan yang menguras energi kedua negara, akhirnya menyepakati perjanjian batas laut kedua negara yang diratifikasi langsung oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Marty M Natalegawa dengan Menteri Luar Negeri Singapura George Yeo, di Singapura hari Senin 30 Agustus 2010 yang merupakan kelanjutan dari perjanjian batas wilayah laut yang sebelumnya telah disetujui oleh kedua negara sebelumnya pada 25 Mei 1973 dalam UU RI No. 7 tahun 1973 tentang perjanjian antara RI dan laut wilayah kedua negara di Selat Singapura. Batas laut yang ditentukan adalah Pulau Nipa dan Pulau Tuas, sepanjang 12,1 kilometer. Perundingan ini telah berlangsung sejak tahun 2005, dan kedua tim telah berunding selama delapan kali. Dengan demikian permasalahan berbatasan laut Indonesia dan Singapura pada titik tersebut tidak lagi menjadi polemik yang bisa menimbulkan konflik, namun demikian masih ada beberapa titik perbatasan yang belum disepakati dan masih terbuka peluang terjadinya konflik kedua negara.

Indonesia-Papua Nugini
Indonesia dan Papua Nugini telah menyepakati batas-batas wilayah darat dan maritim. Meskipun demikian, ada beberapa kendala kultur yang dapat menyebabkan timbulnya salah pengertian. Persamaan budaya dan ikatan kekeluargaan antar penduduk yang terdapat di kedua sisi perbatasan, menyebabkan klaim terhadap hak-hak tradisional dapat berkembang menjadi masalah kompleks di kemudian hari.

Konflik yang sering terjadi
Pulau Sipadan dan Ligitan
Pulau Sipadan dan Ligitan terletak di Selat Malaka, dan diapit oleh Negara Indonesia dan Malaysia. Pulau Sipadan memiliki luas sekitar 50.000 m2, sementara Pulau Ligitan memiliki luas 18.000 m2.
Konflik perebutan mencuat pada tahun 1967 ketika diselenggarakannya sebuah pertemuan teknis hukum laut antar kedua Negara, dimana diketahui bahwa masing-masing Negara memasukkan kedua pulau ini ke dalam Peta Negaranya. Pada saat itu disepakatilah kalau kedua pulau ini berada dalam status quo.
Namun rupanya terjadi perbedaan presepsi antara kedua Negara tentang status quo ini. Pemerintah Indonesia saat itu berpikir status quo berarti kedua pulau tersebut tidak boleh ditempati atau diduduki, namun pemerintah Malaysia malah membangun resort dan penginapan lainnya di tempat tersebut. Dua tahun setelahnya pemerintah Malaysia secara sepihak memasukkan kedua pulau ini ke dalam negaranya.








x
x